Agustus 18, 2023

Orang Utan dan Monyet: Apa Bedanya?

Tanggal 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orang Utan Internasional. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk mengenal kera yang luar biasa ini dan mempelajari apa yang membedakan mereka dari monyet dan primata lainnya. Apakah Anda siap untuk memulai petualangan ini? Mari kita menjelajahi hutan Indonesia yang rimbun, juga mencari tahu lebih dalam mengenai orangutan yang memesona dan serba-serbi monyet yang lucu.

Si Raja Pengayun

Orang Utan dan monyet termasuk dalam primata, sebuah ordo yang menggolongkan kita sebagai salah satu bagiannya. Diketahui, primata memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, tangan dan kaki yang cekatan, dan mata yang menghadap ke depan. Ciri-ciri ini ditambah dengan rasa ingin tahu dan kemampuan beradaptasi yang tinggi, membuat mereka menjadi salah satu makhluk yang paling berkembang di bumi.

Monyet dan kera (seperti orang utan) berasal dari silsilah keluarga yang sama, meskipun mereka bercabang ke arah yang berbeda jutaan tahun lalu. Mereka mungkin telah mengambil jalan berbeda, tetapi primate ini masih memiliki banyak kesamaan antara satu sama lain, termasuk dengan kita. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antara kera dan monyet, baca artikel ini..

Persamaan dan perbedaan

Karena memiliki nenek moyang yang sama, orang utan dan monyet tentu memiliki banyak kemiripan. Seperti semua primata, mereka memiliki ibu jari yang berlawanan untuk membantu mereka memegang dan memeriksa objek, atau bahkan menggunakan beberapa alat yang sederhana. Keduanya memiliki kuku bukan cakar dan rambut bukan bulu. Berdasarkan jenis makanan, keduanya adalah omnivora, yakni pemakan segala sesuatu mulai dari buah hingga serangga dan telur.

Salah satu perbedaan yang paling jelas antara monyet dan orang utan adalah ukurannya. Monyet jauh lebih kecil daripada orang utan, yang beratnya bisa mencapai 200 kilogram! Bahkan spesies monyet terbesar – mandrill (Mandrillus sphinx) – hanya memiliki berat maksimum 119 kilogram. Perbedaan utama lainnya adalah monyet memiliki ekor, sementara orang utan tidak. Dan jangan lupakan bulu coklat kemerahan yang indah itu – keunikan lain dari orangutan.

Gerak – gerik

Salah satu perbedaan utama yang membedakan antara orang utan dengan monyet adalah cara mereka bergerak. Orangutan cenderung berayun dengan santai di bawah dahan, sementara monyet yang lebih gesit akan berlari-lari kecil di atas pohon. Beberapa monyet juga memiliki ekor yang dapat mencengkeram dahan dan membantu mereka memanjat puncak pohon dengan keterampilan akrobatik yang luar biasa.

Orangutan cenderung berayun santai di bawah dahan

Kedua kelompok fauna ini termasuk arboreal, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di hutan. Kadang-kadang, ketika mereka turun dari pohon, perilaku mereka menunjukkan perbedaan utama lainnya: Monyet menggunakan seluruh telapak kakinya saat berjalan, dengan telapak tangan menghadap ke atas, sedangkan orang utan mengepalkan tangan atau merentangkan telapak tangan.

Kebiasaan tidur di malam hari

Setelah seharian mencari makan di hutan, baik monyet maupun orang utan siap untuk beristirahat. Dan kebiasaan tidur mereka adalah titik perbedaan yang perlu kita ketahui. Orang utan membangun sarang di puncak pohon setiap malam, juga melipat dedaunan dan ranting pohon untuk dijadikan kasur. Mereka bahkan terkadang menambahkan atap ketika hujan.

Sementara itu, monyet lebih memilih tidur di dahan-dahan kosong atau singkapan berbatu di tempat yang mereka rasa aman. Umumnya mereka memilih pohon-pohon tinggi dan terisolasi yang sulit dijangkau oleh pemangsa, atau permukaan tebing yang tidak dapat diakses oleh semua orang kecuali pemanjat andal. Beberapa monyet bahkan membuat kamp di dekat permukiman manusia, sehingga mereka bisa dekat dengan makanan.

Hidup dalam kelompok atau hidup sendiri

Mengingat jumlah mereka di alam liar dan jumlah makanan yang mereka butuhkan, orang utan dan monyet memiliki kebiasaan sosial yang sangat berbeda. Orang utan, terutama pejantan, sebagian besar hidup menyendiri. Betina akan berkeliling dengan bayi mereka selama delapan tahun pertama kehidupan mereka sambil mengajarkan cara mencari makan di hutan.

Monyet adalah makhluk yang suka berteman dan biasanya hidup bersama dalam sebuah kelompok

Sisi lain dari spektrum sosial, monyet merupakan makhluk yang suka bergaul dan biasanya hidup bersama dalam sebuah kelompok. Komunitas para monyet ini dapat tumbuh sangat besar, dengan beberapa populasi perkelompok yang mencapai lebih dari seratus ekor! Seperti halnya tetangga manusia, kelompok sosial yang besar ini juga memiliki banyak drama, dimana konflik kerap terjadi.

Di Restorasi Ekosistem Riau (RER), ada satu spesies monyet yang disebut monyet beruk, yang bergerak dalam kelompok keluarga besar yang diatur oleh hirarki sosial yang kompleks. Setiap hari, hewan-hewan ini terlihat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa gerak tubuh yang kompleks, termasuk mengerutkan bibir, mengangkat alis, dan bahkan kebiasaan grooming.

Upaya konservasi RER untuk melindungi spesies dan keanekaragaman hayati

Sejauh ini telah teridentifikasi lima spesies primata di Semenanjung Kampar. Salah satunya adalah kera yang terancam punah, yaitu owa ungko. Owa ini memiliki warna bulu yang bervariasi dari hitam hingga coklat kemerahan. Menariknya, owa ungko di Semenanjung Kampar memiliki bulu yang lebih gelap dibandingkan dengan spesies serupa di Sumatera Selatan. Seperti halnya orang utan di Sumatera, hewan arboreal ini termasuk dalam kategori Genting (EN) akibat hilangnya habitat mereka dan perburuan liar.

RER merupakan rumah bagi lebih dari 800 spesies, salah satunya adalah monyet beruk

Selain owa jawa, RER merupakan rumah bagi empat spesies monyet, yaitu lutung pita sumatera timur, monyet ekor panjang, lutung perak, dan monyet ekor babi selatan. Yang terakhir ini masuk kriteria Genting (EN) dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN).

RER merupakan rumah bagi lebih dari 800 spesies tanaman dan satwa liar, menjadikannya tempat perlindungan yang penting bagi satwa-satwa yang terancam punah di Indonesia. Melalui program pemantauan satwa liar, survei, dan penanaman pohon kembali, kami bekerja untuk memastikan hutan Riau tetap sehat sehingga dapat terus menyediakan kebutuhan yang beragam dan menakjubkan bagi banyak anggota keluarga kita.

RER Special Report 2023