April 21, 2025

International Mother Earth Day, Let’s Be Reminded Again

Setiap 22 April, kita memperingati Hari Bumi Internasional, yang juga dikenal sebagai Earth Day. Hari Bumi diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan dan mendorong aksi bersama untuk melindungi Bumi.

Pertama kali diperingati pada 22 April 1970, Hari Bumi awalnya merupakan respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan polusi, deforestasi, perubahan iklim, dan berkurangnya keanekaragaman hayati. Tujuan utamanya adalah menyatukan pemerintah, masyarakat, dan individu untuk mendukung praktik berkelanjutan dan merawat Bumi.

Kini, Hari Bumi diperingati di seluruh dunia sebagai sebuah momen penting akan tanggung jawab bersama untuk menjaga lingkungan serta membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua.

Apa yang terjadi saat ini merupakan hasil dari tindakan kita selama ini. Perubahan iklim dan kerusakan alam akibat aktivitas manusia, seperti deforestasi, perubahan penggunaan lahan, pertanian dan peternakan yang intensif, serta perdagangan satwa liar ilegal, dapat meningkatkan penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.

Ketika dunia saat ini tengah berusaha menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, kita semua perlu bekerja sama dengan alam. Sektor swasta, sebagai pendorong kemajuan, memiliki peran penting dengan meningkatkan investasi pada solusi yang berbasis alam, seperti pemulihan ekosistem.

Memulihkan hutan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang

Seiring gerakan Dekade PBB tentang Pemulihan Ekosistem (UN Decade on Ecosystem Restoration), kami berusaha mencegah dan memperbaiki kerusakan ekosistem untuk bumi yang lebih sehat. Restorasi ekosistem berarti membantu mengembalikan alam yang sudah rusak dan melindungi yang masih baik. Ekosistem yang sehat, dengan keanekaragaman hayati yang lebih kaya, akan memberikan banyak manfaat, seperti tanah lebih subur, air bersih, pengendalian banjir, pengaturan iklim, dan lebih banyak penyerapan gas rumah kaca.

Kawasan RER di Semenanjung Kampar

Kawasan RER di Semenanjung Kampar

Pada tahun 2013, APRIL, salah satu perusahaan pulp dan kertas terbesar di Indonesia, memulai program Restorasi Ekosistem Riau (RER). Saat ini, RER merupakan salah satu program restorasi ekosistem terbesar di Asia Tenggara. RER bertujuan melindungi dan memulihkan lebih dari 150.000 hektar hutan rawa gambut yang secara ekologis sangat penting di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, Provinsi Riau, Sumatra.

Untuk memulihkan dan melindungi lanskap tersebut, RER menggunakan pendekatan yang menggabungkan kegiatan produksi dan proteksi. Pendekatan ini memanfaatkan perkebunan serat industri yang ada di kawasan RER untuk melindungi hutan rawa gambut di sekitarnya.

Model Pengelolaan Lanskap Produksi-Perlindungan APRIL

Model Pengelolaan Lanskap Produksi-Perlindungan APRIL

Perkebunan akasia yang dikelola secara berkelanjutan oleh APRIL menciptakan zona penyangga yang membantu mengurangi perambahan manusia, penebangan liar, dan kebakaran. Zona perkebunan ini juga menyediakan sumber serat terbarukan untuk memproduksi produk bernilai tambah seperti pulp, kertas, dan viscose, yang menghasilkan keuntungan ekonomi serta menyediakan lapangan pekerjaan.

Pendekatan ini terbukti efektif, dapat diandalkan, dan konsisten dalam mendukung restorasi di Indonesia, terutama karena sumber daya finansial dan teknis yang besar untuk mempertahankan program ini dalam jangka panjang.

Setelah satu dekade berjalan, RER menunjukkan kemajuan yang bertahap dan stabil. Jumlah keanekaragaman hayati di RER terus meningkat, dari sekitar 500 spesies tumbuhan dan hewan pada tahun 2016, kini mencapai lebih dari 890 spesies.

Restorasi hutan dan perlindungan aktif oleh jagawana RER juga berhasil mengembalikan kelembapan gambut, dan di beberapa lokasi, kami berhasil mengembalikan banjir musiman yang penting bagi kesehatan hutan rawa gambut. Keberhasilan tersebut membuat kawasan RER lebih tahan terhadap kebakaran.

Selain itu, Indeks Vegetasi Diferensial Normal (NDVI), yang digunakan untuk mengukur kesehatan hutan, menunjukkan perbaikan yang terus-menerus terkait dengan biomassa hutan gambut di Semenanjung Kampar sejak tahun 2012 hingga 2018.

Kolaborasi dan Masyarakat

Kolaborasi menjadi bagian penting dari pendekatan RER. RER terus mendorong eksplorasi ilmiah dengan mengundang peneliti ahli dari berbagai bidang di seluruh dunia. Baru-baru ini, RER menjadi tuan rumah bagi para ahli konservasi satwa liar untuk mendukung penelitian dan pelestarian beruang madu (Helarctos malayanus).

Kami juga melakukan survei awal terhadap capung dan capung jarum (Odonata), dan berhasil mengidentifikasi 100 spesies di Semenanjung Kampar.
Lebih dari 55.000 orang tinggal di sepanjang sungai dan pesisir di luar area restorasi RER, sehingga partisipasi masyarakat dalam menjalankan mata pencaharian yang berkelanjutan menjadi fokus utama.

Melalui kolaborasi, RER mendorong kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat dengan menyediakan pendidikan serta program diversifikasi ekonomi yang menekankan tanggung jawab dan keberlanjutan.

Merestorasi bumi bukanlah pekerjaan yang mudah. Itulah sebabnya kita semua harus mengambil peran, termasuk pelaku bisnis. Pendekatan RER menunjukkan bahwa kita dapat memanfaatkan lanskap untuk memproduksi, sekaligus melindunginya.

Perlu kita ingat, kita hanya memiliki satu bumi—mari rawat dan pulihkan bersama!

Laporan Kemajuan RER 2023