Maret 31, 2022

Primadona Kalimantan Timur, Kuntul Perak Terlihat Saat AWC 2022

Burung Kuntul Perak (Ardea intermedia) merupakan burung yang sangat populer di kota Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia. Burung ini bahkan digunakan sebagai inspirasi motif kain batik dan maskot kota Bontang, lengkap dengan keberadaan patung burung Kuntul Perak di pusat kota.

Kuntul Perak Teramati Saat AWC 2022

Kepopuleran Kuntul Perak di kota ini bukan tanpa alasan. Spesies ini dulu mudah ditemui di pesisir hutan bakau kota Bontang. Namun sekarang, keberadaannya sangat sulit dijumpai.

Beruntung bagi tim Restorasi Ekosistem Riau (RER), Kuntul Perak merupakan spesies yang paling banyak dijumpai kedua selama Sensus Burung Air Asia (Asian Waterbird Census/AWC) tahun 2022 di Semenanjung Kampar.

RER telah rutin berpartisipasi dalam kegiatan survei global tahunan ini semenjak tahun 2017. Tahun ini, pengamatan diadakan dari tanggal 18 hingga 20 Januari 2022.

Baca juga: Burung Trinil Kaki Hijau Kembali Muncul

Selama kegiatan AWC 2022, tim RER mencatat kemunculan 176 burung air yang terbagi dalam 12 spesies di sekitar Sungai Kampar, Sungai Kutup, dan Pulau Padang. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang berhasil mengidentifikasi penampakan 163 burung dari 10 spesies.

Burung Kuntul Perak sendiri adalah jenis bangau berukuran sedang yang identik dengan paruh berwarna kuning dengan bulu berwarna krem atau putih. Kuntul Perak memiliki mata yang juga berwarna kuning dan kaki berwarna gelap.

Sebagaimana tersirat dari nama ilmiahnya, ukuran spesies ini berada di tengah-tengah antara kuntul besar dan kuntul putih yang lebih kecil. Panjang tubuh Kuntul Perak berkisar antara 56 cm hingga 72 cm dengan lebar sayap antara 105 cm hingga 115 cm dan berat sekitar 400 gram.

Burung Kuntul Perak adalah jenis bangau berukuran sedang, paruh berwarna kuning dengan bulu berwarna krem atau putih

Kuntul Perak cukup umum terlihat di negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Cina, namun populasinya terdapat juga di Asia Tenggara, Afrika Selatan, dan Australia Utara.

Spesies ini dapat tinggal di air tawar dan juga air asin, termasuk lahan basah, muara, rawa-rawa, sawah yang tergenang, hingga garis pantai, sungai, dan danau. Kuntul Perak juga menyukai daerah dengan vegetasi lahan basah yang lebat.

Kuntul Perak umumnya berburu katak, ikan, serangga dan udang-udangan di ladang yang tergenang atau di perairan pantai yang dangkal.

Kuntul Perak umumnya berburu katak, ikan, serangga dan udang-udangan di ladang yang tergenang atau di perairan pantai yang dangkal.

Spesies ini bersarang secara koloni dimana sekelompok Kuntul Perak akan membuat sarang yang ditempati bersama. Biasanya, sarangnya terbuat dari batang kayu dan vegetasi lahan basah di dahan pohon, semak, atau belukar di dekat air.

Kuntul Perak cenderung tak mengeluarkan terlalu banyak suara. Namun mereka terkadang mengeluarkan suara serak saat terbang, dan berkomunikasi satu sama lain dengan membuat suara berdengung.

Meski status konservasi Kuntul Perak masuk kategori spesies risiko rendah (Least Concern) dalam Daftar Merah IUCN, populasinya diketahui semakin menurun seperti yang terjadi di Kalimantan Timur.

Sampai jumpa di AWC tahun depan untuk mencari tahu seputar spesies burung menarik lainnya di Semenanjung Kampar!

RER Special Report 2023