Oktober 16, 2023

Pembaruan Keanekaragaman Hayati RER: Mengenal Lebih Dekat Status Konservasi

Hutan gambut di Restorasi Ekosistem Riau (RER) menjadi rumah bagi sejumlah tumbuhan dan hewan yang saat ini berada di ambang kepunahan. Kesadaran tentang pentingnya kawasan ini kian meningkat, seiring dengan ancaman yang dialami populasi satwa liar akibat kehilangan habitat, perubahan iklim, dan faktor-faktor antropogenik lainnya.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan status konservasi? Bagaimana status konservasi menggambarkan kondisi di alam liar? Bagaimana menentukan status konservasi dan mengklasifikasikan spesies tertentu di dalamnya? Dalam artikel ini, kita akan mendalami status konservasi, relevansinya dengan situasi di RER, dan dampaknya terhadap upaya konservasi.

Apa itu status konservasi?

Menurut Daftar Merah species terancam IUCN, status konservasi adalah indikator seberapa mendesak spesies tersebut memerlukan perlindungan.

Status Daftar Merah memberikan pandangan global terhadap status populasi satwa liar dan tumbuhan

Melalui penelitian dan survei keanekaragaman hayati yang terus menerus, Daftar Merah memberikan pandangan global terhadap status populasi satwa liar dan tumbuhan, serta wilayah dan spesies yang membutuhkan perlindungan mendesak.

Bagaimana spesies diklasifikasikan berdasarkan status konservasinya?

Setiap spesies dikelompokkan ke dalam kategori berdasarkan tingkat kepunahan yang mereka hadapi, mulai dari Risiko Rendah (LC) hingga Kritis atau Sangat Terancam (CR). Status konservasi satwa maupun tumbuhan ditentukan dari jangkauan geografis, ukuran populasi, kenaikan atau penurunan populasi tersebut, dan analisis lebih lanjut yang dibutuhkan untuk menentukan kemungkinan kepunahan. Daftar Merah terus diperbarui secara berkala untuk memberikan gambaran akurat mengenai keanekaragaman hayati global.

Berikut adalah beberapa kategori status konservasi, beserta penjelasannya:

Bagaimana status konservasi mendukung upaya konservasi?

Informasi status konservasi penting dalam membantu semua pihak yang terkait dalam upaya konservasi, mulai dari pemerintah, LSM, ilmuwan, guru, siswa hingga jagawana di alam liar. Data dari sumber terpercaya seperti Daftar Merah IUCN sangat berharga bagi lembaga pemerintahan dalam menyusun kebijakan, sedangkan pelaku konservasi seperti LSM dan pengelola hutan lindung memanfaatkan informasi tersebut untuk menentukan prioritas dalam tindakan dan strategi yang harus mereka ambil. Bahkan, sektor swasta turut memberikan perhatian khusus bagi Daftar Merah IUCN dalam upayanya memahami dampak bisnis bagi lingkungan.

Bagaimana RER memanfaatkan pembaruan status konservasi?

Pembaruan status konservasi menjadi sumber informasi tak ternilai bagi tim ekolog di RER. Bagi kami, pemantauan keanekaragaman hayati sangat penting untuk strategi konservasi yang menjadi bagian dari kegiatan operasional kami sehari-hari—RER mengelola pusat data taksonomi sendiri yang diperbarui setiap enam bulan untuk memberikan gambaran terperinci mengenai satwa dan tumbuhan di wilayah RER. Data taksonomi ini termasuk penemuan populasi yang sudah ada, penemuan spesies yang baru terlihat dan perubahan status konservasi.

Spesies kalong besar (Pteropus vampyrus) yang ditemukan di RER baru-baru ini mengalami perubahan status dari Hampir Terancam (NT) menjadi Terancam (EN).

Tim di RER memanfaatkan pembaruan status konservasi sebagai sumber daya penting dalam upaya konservasi kami. Misalnya, spesies kalong besar (Pteropus vampyrus) yang ditemukan di RER baru-baru ini mengalami perubahan status dari Hampir Terancam (NT) menjadi Terancam (EN). Contoh lainnya dari spesies yang tinggal di RER dan disebutkan dalam Daftar Merah IUCN adalah beruk (Macaca nemestrina), yang status diperbarui dari Rentan (VU) menjadi Terancam (EN); dan sempidan merah (Lophura erythrophthalma), yang baru-baru ini diklasifikasikan dalam status Kritis (CR). Hal ini mendorong RER untuk meningkatkan upaya perlindungan spesies ini.

Upaya RER melestarikan spesies terancam

RER adalah rumah bagi beragam satwa dan tumbuhan, yang banyak diantaranya termasuk ke dalam kategori dilindungi atau terancam punah.

Di RER, aktivitas pemantauan dan pengumpulan data kami di tingkat lanskap local di lakukan dengan penggunaan kamera jebak, survei, penelitian dan pelatihan

Di RER, kami memanfaatkan data terbaru dari Daftar Merah IUCN ke aktivitas pemantauan dan pengumpulan data kami di tingkat lanskap lokal, penggunaan kamera jebak, survei, penelitian dan pelatihan—seperti kegiatan pemasangan cincin burung yang baru-baru ini kami adakan—untuk memastikan kami mengembangkan pemahaman yang lebih baik dan menyeluruh tentang hidupan liar di RER dan narasi konservasi yang lebih luas.

Seperti dijelaskan oleh Manajer Ekologi dan Restorasi RER, Prayitno Goenarto, “Basis data spesies RER tidak hanya mewakili pengetahuan kolekif kami tentang spesies apa yang ada di Semenanjung Kampar tetapi juga sebagai upaya dan komitmen yang dilakukan oleh RER terhadap pemantauan keanekaragaman hayati yang luas di daerah tersebut. Setiap spesies hanya mungkin tercatat dan terdokumentasi melalui usaha luar biasa dari mereka yang bersedia mengarungi wilayah yang begitu liar dan tak terjamah namun kaya akan keberagaman spesies, dalam upaya mereka mengejar pemahaman ilmiah.” Selain itu, catatan setiap spesies beserta dengan status konservasi IUCN terbarunya dapat memberi kami informasi mengenai spesies yang berisiko dan intervensi yang mungkin dilakukan untuk menyelamatkannya.

RER, dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berupaya keras untuk melestarikan spesies yang berada di ambang kepunahan. Melalui penelitian, survei, dan program edukasi, RER terus berkomitmen untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi keanekaragaman hayati hayati di kawasan ini.

RER Special Report 2023