Maret 05, 2021

Hari Strategi Konservasi Sedunia, Mengapa Penting?

Setiap tahunnya, masyarakat global yang peduli terhadap lingkungan hidup memperingati tanggal 6 Maret sebagai Hari Strategi Konservasi Dunia. Meski demikian, hari penting ini belum banyak diketahui dan dipahami oleh kebanyakan orang di Indonesia. Berikut ini adalah alasan pentingnya membangkitkan kesadaran terkait strategi konservasi melalui Hari Strategi Konservasi Dunia.

Memahami Pandangan Dunia terhadap Strategi Konservasi

Hari Strategi Konservasi Dunia diperingati pada tanggal 6 Maret karena pada tanggal tersebut di tahun 1980 dirilis sebuah dokumen bertajuk World Conservation Strategy (WCS) melibatkan 31 negara dunia. WCS diinisiasi oleh United Nations Environment Programme (UNEP) bersama dengan World Wildlife Fund (WWF) dengan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Latar belakang peluncuran dokumen WCS ini berangkat dari dua kondisi utama hubungan manusia dan alam pada kala itu.

Hutan restorasi ekosistem riau di semenanjung kampar

Hutan Restorasi Ekosistem Riau di Semenanjung Kampar

Pertama, kemampuan manusia yang hampir tak terbatas mendorong pembangunan dalam skala yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan inovasi terus menerus yang bila dilakukan tanpa tanggung jawab bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi ekosistem. Selain itu,kebutuhan yang semakin meningkat berdampak pada pandangan dangkal manusia ketika memutuskan mengeksploitasi sumber daya alam.

Dampak pendekatan yang dangkal ini pun semakin terlihat, seiring dengan meningkatnya intensitas bencana alam dan terciptanya kondisi yang akan merugikan keberlangsungan hidup manusia di masa depan, seperti erosi tanah, hilangnya lahan pertanian, peningkatan polusi, penggundulan hutan, degradasi dan kerusakan ekosistem, serta kepunahan spesies dan varietas unggulan yang bahkan hilang sebelum sempat ditemukan.

Situasi ini semakin menggarisbawahi kebutuhan terhadap strategi konservasi yang mendorong pola pembangunan yang ramah secara ekologis dengan nilai guna yang tinggi dan dapat bertahan lama.

Kondisi kedua adalah hubungan antara tindakan dan tanggung jawab. Kita tidak hanya berbicara dalam skala lokal atau regional, tetapi dalam skala global. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan strategi dalam skala yang sama, baik dalam konteks pembangunan maupun konservasi dan sumber daya alam.

Komunitas internasional kemudian melakukan pembahasan panjang terhadap dua kondisi ini dengan WCS sebagai manifestasinya.

Strategi konservasi yang terintegrasi dilakukan dengan meningkatkan komunikasi antara pemangku kebijakan pemerintah, para ahli konservasi, dan pelaku pembangunan (industri, badan bantuan pembangunan, kelompok dagang, dll).

Tujuan utama Strategi Konservasi Dunia adalah untuk memajukan pembangunan berkelanjutan melalui konservasi. Dan dalam mencapainya, dokumen tersebut menjabarkan tiga Strategi, yaitu:
1. Menjelaskan kontribusi konservasi sumber daya kehidupan terhadap keberlangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan;
2. Mengidentifikasi isu konservasi yang diprioritaskan dan kebutuhan utama dalam menanganinya;
3. Menawarkan metode efektif untuk mencapai tujuan strategi.

Strategi ini bertujuan memantik pendekatan yang lebih terfokus terhadap konservasi sumber daya kehidupan, serta menyediakan panduan kebijakan untuk merealisasikannya. Secara terinci, strategi-strategi dalam dokumen tersebut mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dibutuhkan, baik untuk meningkatkan efisiensi konservasi dan mengintegrasikan konservasi dengan pembangunan.

Dengan kata lain, Hari Strategi Konservasi Dunia mengartikulasikan semangat dan kesadaran warga dunia terhadap pentingnya bergerak beriringan dalam upaya konservasi.

Hutan Restorasi Ekosistem Riau di provinsi Riau

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia

Memahami Pentingnya Strategi Konservasi di Indonesia

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan turut konsisten dalam menempatkan Hari Strategi Konservasi Dunia dalam agenda hari besar lingkungan.

Meliputi 1,3 persen daratan dunia, tak diragukan lagi Indonesia menyumbang kontribusi besar terhadap keanekaragaman hayati global.

Meski demikian, keanekaragaman hayati di Indonesia menghadapi ancaman yang semakin serius dan mengkhawatirkan. Dalam konteks keanekaragaman tumbuhan saja, setidaknya 400 spesies terancam dari kepunahan dan lebih dari 600 spesies berada dalam kategori Hampir Terancam (Near Threatened). Kondisi ini kemudian memposisikan Indonesia dalam salah satu prioritas utama konservasi tumbuhan global.

Hutan rawa gambut tropis adalah satu ekosistem paling sensitif dan rentan di dunia, salah satunya adalah Semenanjung Kampar di Propinsi Riau.

Di lanskap tersebut terdapat empat kawasan lindung yaitu tiga Suaka Margasatwa (Tasik Metas, Tasik Belat, Tasik Serkap) serta Taman Nasional Zamrud seluas 45.000 hektar. Selain itu, disana juga terdapat kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) seluas kurang lebih 130.000 hektare.

RER adalah sebuah program kolaboratif antara publik dan kelompok swasta dalam tujuan yang sama untuk memulihkan dan melestarikan Semenanjung Kampar, kawasan hutan gambut yang memiliki nilai ekologi penting di Indonesia. Didukung oleh APRIL, sebuah perusahaan pulp, kertas dan serat terkemuka di dunia, RER merupakan salah satu strategi yang di dorong oleh dokumen WCS bagaimana pelaku pembangunan dapat berjalan beriringan dengan upaya konservasi sumber daya kehidupan

Selamat Hari Strategi Konservasi Dunia!

RER Special Report 2023