Eco-Research Camp

Terletak di pusat Semenanjung Kampar, Eco-Research Camp merupakan basis operasional RER dan Pusat Sains Lahan Gambut Tropis untuk penelitian lebih lanjut ekosistem penting ini.

 

Eco-Research Camp terletak 140km sebelah barat daya Singapura, di pesisir timur Sumatra, Provinsi Riau. Area seluas 32 hektare tersebut sebelumnya merupakan hutan tanaman serat akasia yang bersebelahan dengan Hutan Nilai Konservasi Tinggi Sungai Serkap di Semenanjung Kampar.

Pusat Sains Lahan Gambut Tropis

Rawa gambut tropis merupakan salah satu ekosistem yang paling sedikit dipelajari di dunia karena areanya yang sulit diakses.

Eco-Research menyediakan tempat bagi para ilmuan, akademisi dan konservasionis untuk mempelajari ekosistem yang unik ini, dan mengalami langsung upaya restorasi yang kami lakukan.

Aktivitas Restorasi

Di Eco-Research Camp, pengunjung berkesempatan untuk mempelajari secara menyeluruh kegiatan restorasi ekosistem RER.

Pemasangan Kamera Jebak

RER memantau kehidupan satwa liar melalui kamera jebak jarak jauh, yang memungkinkan tim RER memperoleh data visual untuk lebih memahami satwa dan interaksinya dengan hutan.

Pemantauan Burung

RER secara rutin memantau burung-burung di kawasan restorasi, dan secara berkala berpartisipasi dalam survei burung seperti Sensus Burung Air Asia dan pemantauan Migrasi Raptor untuk mengetahui bagaimana burung yang bermigrasi memanfaatkan lanskap RER.

Pembibitan Pohon Anakan Alam

RER membangun lokasi pembibitan berukuran kecil untuk menumbuhkan dan memelihara bibit pohon anakan alam yang dikumpulkan dari hutan untuk kemudian ditanam di area yang membutuhkan restorasi.

Penanaman Restorasi

Tim RER menanam spesies pohon anakan alam di area yang terdegradasi cukup parah untuk regenerasi secara alami.

Patroli Jagawana

Patroli jagawana bertujuan untuk mencegah gangguan dari kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi regenerasi alami hutan dan upaya restorasi RER.

Akses

Terletak di dekat area restorasi RER, di tengah Semenanjung Kampar, Eco-Research Camp dapat ditempuh dengan 30 menit penerbangan helikopter atau empat jam berkendara dari Pangkalan Kerinci.

Lokasinya memberikan akses yang strategis ke kegiatan restorasi di lapangan, yang akan membantu pengunjung untuk lebih memahami tantangan dalam mengelola lanskap yang memiliki ukuran dua kali negara Singapura.

Menara Pengukuran Fluks Gas Rumah Kaca (GRK)

Berjarak 18 km dari Eco-Research Camp, pengunjung dapat mempelajari lebih menyeluruh mengenai pendekatan berbasis sains Grup APRIL dalam mengukur fluks GRK di ekosistem rawa gambut alami.

Menara ini merupakan satu dari empat menara fluks GRK yang dioperasikan oleh para ilmuan APRIL untuk mengumpulkan data mengenai pertukaran emisi GRK di empat lanskap yang berbeda.

Hutan Rawa Gambut Alami

Terletak hanya 100 meter dari hutan riparian Nilai Konservasi Tinggi milik Grup APRIL, pengunjung dapat dengan mudah berjalan ke hutan menggunakan Eco-Trail untuk menyatu dalam ekosistem hutan rawa gambut alami yang sehat.

Area Restorasi RER

Pengunjung hanya perlu menempuh jarak 7km dengan perahu atau 15km melalui jalan gravel untuk melihat kegiatan restorasi kami secara langsung.

Fasilitas

Eco-Research Camp dibangun dengan mengintegrasikan kualitas modern, budaya lokal, dan konsep bangunan hijau yang berkelanjutan ke dalam proyek desain operasional ramah lingkungan yang disesuaikan untuk lahan gambut.

Eco-Research Camp memanfaatkan sumber energi terbarukan, mengoptimalkan produksi air bersih, dan meminimalkan penggunaan air, polusi dan sampah, dengan tetap menyediakan akomodasi yang nyaman bagi tim RER dan pengunjung.

Fasilitas Tamu

Eco-Research Camp dapat menampung hingga 22 orang tamu dengan nyaman.

Dilengkapi dengan empat guesthouse yang dilengkapi dengan jaringan internet nirkabel dan dua tenda glamping, lengkap dengan 11 kamar tidur, fasilitas perhotelan dan aktivitas luar ruang.

Ruang Makan

Menara tiga lantai tersedia untuk pengunjung menikmati malam dalam suasana hutan yang menenangkan.

Menara ini juga berfungsi sebagai tempat bagi pengunjung yang ingin menikmati matahari terbenam atau sekedar melakukan pengamatan burung.

Akomodasi bagi Karyawan

Eco-Research Camp menyediakan tempat tinggal bagi sekitar 48 karyawan RER. Lokasinya yang berdekatan dengan area restorasi RER memungkinkan tim untuk dapat bekerja lebih efisien.

Panel Surya

Seluruh kebutuhan listrik di Eco-Research Camp dihasilkan oleh sistem listrik hibrida yang menggunakan sistem tenaga surya yang didukung dua generator listrik berkapasitas 45 kVA.

Pengolahan Air

Kami menggunakan air yang berasal dari lahan gambut, kemudian disaring dan diolah menjadi air minum. Setelah digunakan, air diolah lagi untuk kemudian digunakan untuk menyiram kebun yang ditanami buah-buahan.

Aktivitas

Eco-Research Camp memiliki berbagai kegiatan yang disiapkan bagi pengunjung untuk mempelajari ekosistem spektakuler RER, serta upaya kami dalam memulihkan dan melestarikannya.

Menelusuri Sungai

Menelusuri Sungai Serkap menggunakan pompong tradisional atau ketinting. Kami menggunakan motor listrik untuk meminimalisir kebisingan mesin, sehingga penumpang mendapat kesempatan lebih untuk dapat mengamati sekilas beberapa dari ratusan spesies yang tinggal di kawasan ini.

Menjelajah dengan Kayak

Eco-Research Camp juga menyediakan kayak bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman berbeda saat menjelajahi Sungai Serkap dan ekosistemnya.

Eco-Trail

Jalan setapak sejauh 1.1km yang membentang dari Sungai Serkap ke Eco-research Camp, yang memungkinkan pengunjung melakukan perjalanan dengan aman melalui ekosistem hutan rawa gambut yang lebat.

Di sepanjang perjalanan, pengunjung akan menemukan banyak satwa liar dan tumbuhan yang unik di ekosistem ini.

Pengamatan Burung

Semenanjung Kampar adalah rumah bagi lebih dari 300 spesies burung, termasuk Enggang Gading (Rhinoplax vigil) dan burung pemangsa yang bermigrasi seperti Sikep-madu Asia (Pernis ptilorhynchus).

Terletak berbatasan dengan hutan alam, Eco-Research Camp memberikan pengalaman unik bagi penggemar pengamatan burung.

Pengamatan Satwa Liar

Hingga saat ini, RER telah mengidentifikasi lebih dari 840 jenis satwa dan tumbuhan yang hidup di hutan rawa gambut Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.

Pengunjung dapat mencocokkan jenis satwa dan tumbuhan yang mereka temukan saat menjelajah dengan daftar yang dimiliki RER. Mungkin Anda bahkan melihat hewan langka atau terancam punah selama Anda menginap?

RER Special Report 2023