September 08, 2022

Restorasi Ekosistem: 5 Kucing Hutan yang Hidup di Riau

Kucing merupakan salah satu satwa yang memiliki sejarah panjang dengan manusia. Bahkan, bukti interaksi kucing-manusia dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari artefak Mesir kuno hingga meme lucu di internet.

Di Restorasi Ekosistem Riau (RER), kami pun sangat menyukai kucing. Tapi, kucing yang kami maksud di sini cukup berbeda dengan kucing yang sering Anda lihat berkeliaran di jalanan atau yang Anda pelihara di rumah. Hanya ada kucing hutan di RER.

Lima jenis kucing liar di kawasan RER

Sebagian besar dari kucing hutan ini merupakan satwa dilindungi karena populasinya yang terus menurun. Mari berkenalan lebih jauh dengan kucing-kucing hutan RER.

1. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Sebagaimana tersirat dari namanya, harimau Sumatra ditemukan di pulau Sumatra, Indonesia. Sayangnya, spesies ini menghadapi kepunahan karena habitat alaminya kian menghilang. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan harimau Sumatra ke dalam kategori Terancam Kritis (CR) dengan kurang dari 400 individu tersisa di alam liar.

Sumatran-tiger

Harimau Sumatera

Harimau Sumatra merupakan salah satu dari 797 spesies yang ditemukan di RER.

Berikut beberapa fakta tentang Harimau Sumatra yang harus kita ketahui:

2. Kucing batu (Pardofelis marmorata)

Bisa dibilang, kucing batu adalah salah satu makhluk yang misterius. Kucing batu diklasifikasikan dalam status Rentan (VU) pada tahun 2008, namun kemudian statusnya menjadi Hampir Terancam (NT) pada 2015 dalam Daftar Merah IUCN. Spesies ini juga dilindungi menurut Appendix I dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES).

Kucing Batu

Mari cari tahu lebih dalam mengenai karakteristik utama Kucing Batu:

3. Kucing kepala datar (Prionailurus planiceps)

Spesies ini berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei dan sejarahnya juga menunjukkan ia berada di Thailand, kucing kepala datar merupakan salah satu spesies paling langka sekaligus paling jarang diketahui di dunia. Jumlahnya di alam liar hanya tersisa kurang dari 2.500 ekor. Untuk itulah, sejak tahun 2008 IUCN telah menetapkan status konservasinya sebagai Terancam (EN).

Kucing-Kepala Datar

Satwa ini juga tercatat dalam CITES Appendix I, perburuan dan perdagangan kucing kepala datar pun illegal di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Ingin tahu lebih lanjut? Inilah beberapa fakta menarik seputar Kucing Kepala Datar:

4. Macan dahan (Neofelis diardi)

Mirip dengan kucing kepala datar, macan dahan merupakan satwa asli Malaysia, Brunei dan Indonesia. Satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Sabah, Sarawak hingga Brunei Darussalam. Dengan hanya 4.000 ekor tersisa di dunia, IUCN mengkategorikan satwa ini ke dalam status Rentan (VU) dan membuat spesies ini dilindungi di tiga negara di mana ia ditemukan.

Macan dahan merupakan satu dari 73 spesies mamalia yang teridentifikasi di RER.

Macan Dahan

Inilah beberapa fakta menarik tentang Macan Dahan:

5. Kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis)

Endemik di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, kucing mungil ini diklasifikasikan sebagai Risiko Rendah (LC) dalam Daftar Merah IUCN sejak 2002 karena persebaran populasinya yang cukup luas. Namun, sebenarnya keberadaan satwa ini cukup terancam karena hilangnya habitat dan perburuan di habitat aslinya.

Secara historis, kucing kuwuk Asia dianggap spesies yang sama dengan kucing macan Sunda. Sejak 2017, yang terakhir telah diakui sebagai spesies terpisah, dengan nama ilmiah Prionailurus javanensis.

Kucing Kuwuk

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kucing Kuwuk:

RER telah bekerja sama dengan Fauna & Flora International (FFI) untuk memberikan saran tentang kebijakan dan praktik dalam penilaian keanekaragaman hayati, tantangan iklim, dan keterlibatan masyarakat. FFI mulai melakukan survei keanekaragaman hayati secara intensif pada tahun 2015. Sejak itu, tim RER terus memperluas data dengan berbagai instrumen pemantauan seperti camera trap dan transek.

RER mengungkapkan total baru 838 spesies tumbuhan dan hewan pada tahun 2021, meningkat 12 spesies dari tahun sebelumnya, sambil melanjutkan pemantauan satwa liar.

RER Special Report 2023