Juni 28, 2021

Peran Odonata Bagi Keanekaragaman Hayati

Beberapa dari kita mungkin tidak akrab dengan istilah ‘Odonata’, namun sebagian besar dari kita akan dengan mudah mengenali capung yang terbang di atas ladang, rawa-rawa, dan kolam. Odonata adalah ordo serangga terbang karnivora, di mana capung biasa (Anisoptera) dan capung jarum (Zygoptera) termasuk di dalamnya.

Pada awal tahun 2020, Restorasi Ekosistem Riau (RER) bekerja sama dengan Dr Rory Dow, seorang ahli mengenai spesies Odonata dan juga anggota dari IUCN Odonata Specialist Group untuk melakukan survei pertama dari empat survei Odonata yang telah direncanakan.

Hasilnya, sejumlah 57 spesies capung dan capung jarum berhasil diidentifikasi, salah satunya terdaftar dengan status Terancam Punah (Endangered/EN) dan lainnya terdaftar dengan status Rentan (Vulnerable/VU) dalam Daftar Merah IUCN.

Restorasi Ekosistem Riau (RER) bekerja sama dengan Dr Rory Dow melakukan survei Odonata yang menunjukkan peran serangga dan laba-laba dalam keanekaragaman hayati. Berikut hasil survei tersebut.

Brachygonia ophelia Photo credit: Ganjar Cahyadi (FFI)

Dari 57 spesies tersebut, empat spesies adalah yang pertama tercatat di Sumatera; sembilan spesies yang pertama tercatat di Provinsi Riau dan satu spesies, Amphicnemis bebar, adalah yang pertama tercatat di Indonesia.

Empat survei yang direncanakan ini pun menunjukkan peran penting serangga dan laba-laba dalam keanekaragaman hayati sebagai kelompok hewan yang paling beragam di bumi. Hasil survei tersebut dapat menjadi indikator kesehatan ekosistem hutan rawa gambut di Semenanjung Kampar.

Karakteristik
Odonata secara khas memiliki kepala bulat besar yang sebagian besar tertutup mata. Mereka memiliki empat kaki untuk membantu mereka menangkap mangsa, perut memanjang dan dua pasang sayap panjang dan transparan.

Mulut mereka berada di bagian bawah kepala dengan beberapa rahang pengunyah pada Odonata dewasa.

Odonata memiliki otot terbang yang menempel langsung ke sayap, yang memungkinkan mereka untuk secara aktif mengontrol frekuensi, luas ayunan sayap, sudut serangan, putaran, dan lengkungan dari keempat sayap.

Nimfa tidak memiliki sayap dan memiliki tubuh yang lebih kekar dan lebih pendek dibandingkan dengan yang dewasa. Mereka juga memiliki mata yang lebih kecil dan antena yang lebih panjang, tetapi kepala mereka tak bisa bergerak sefleksibel Odonata dewasa.

Bagian mulut pada nimfa memiliki labium untuk menangkap mangsa.

Pola Makan dan Siklus Hidup
Odonata adalah karnivora atau secara khusus disebut insektivora, yang memakan mangsa apa pun yang berlimpah. Mereka memakan serangga yang lebih kecil seperti lalat (Diptera), semut, rayap atau lalat capung.

Larva capung akan makan secara intensif pada tahap menuju dewasa, seperti halnya capung betina saat sedang memasuki masa bertelur. Kekurangan makanan akan membatasi perilaku reproduksi mereka.

Telur Odonata umumnya diletakkan di vegetasi basah atau di dekat air dan akan menetas menjadi pronimfa yang memakan nutrisi dari telur.

Pada sekitar sembilan sampai 14 kali pergantian kulit (molt), mereka akan berkembang menjadi instar yang dikenal sebagai predator bagi organisme air lainnya, bahkan ikan-ikan kecil pun termasuk sebagai mangsanya.

Nimfa akan tumbuh dan berganti kulit ketika senja atau fajar dan berubah menjadi capung kecil, namun warna pada tubuh mereka belum berkembang sampai mereka berubah menjadi capung dewasa yang dapat bereproduksi.

Blue riverdamsel, Pseudagrion microcephalum, a common species of damselfly recorded on the rivers of RER

Capung jarum biru, spesies capung jarum yang sering terlihat di sungai-sungai kawasan RER

Serangga Air
Sebelum memasuki tahap dewasa, Odonata hidup semi-akuatik atau akuatik. Namun, Odonata dewasa akan lebih sering terlihat berada di dekat badan air dan digambarkan sebagai serangga air, terutama karena mereka bergantung pada air untuk berkembang pada tahap larva.

Karena sebagian besar capung menghabiskan tahap larva dan memulai hidupnya sebagai nimfa yang hidup di bawah air selama satu tahun atau lebih, air bersih sangat penting bagi mereka untuk ‘bernapas’ di dalam air dengan menggunakan tiga insang besar.

Keasaman air, jumlah vegetasi air, suhu air dan aliran air juga akan menentukan distribusi larva Odonata.

Dengan demikian, Odonata sangat cocok diamati sebagai bioindikator kualitas air pada suatu ekosistem dimana mereka hidup.

RER Special Report 2023