Desember 07, 2017

Kembalinya Burung Terancam Punah ke Area Restorasi

Telah terbit sebuah daftar periksa baru yang berisikan 299 spesies burung – banyak di antaranya berstatus Terancam (EN) – yang teridentifikasi di area konservasi Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kampar di Riau, Indonesia.

Hal ini berarti terdapat kenaikan 133 persen dari 128 spesies yang teridentifikasi melalui studi di tahun 2004 di Semenanjung Kampar oleh Birdlife International, dan ini kemungkinan terjadi karena beberapa faktor, termasuk keberhasilan upaya restorasi RER, terjadinya perambahan atas habitat alam burung ini di tempat lain di kawasan sekitar, dan pemahaman yang lebih baik atas ekosistem yang masih belum sepenuhnya tereksplorasi ini.

Dari 299 spesies yang tercatat oleh RER dan dimasukkan dalam daftar periksa ini, sebanyak 241 (81%) merupakan spesies penetap, 49 (16%) merupakan spesies migran, dan sembilan (3%) merupakan spesies yang tergolong keduanya.

Sebanyak 14 dari 299 spesies tersebut digolongkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai spesies yang terancam punah di tingkat global, dan merupakan spesies asli Asia.

Bonaparte’s Nightjar.

Burung cabak kolong.

Daftar Periksa RER turut memasukkan dua survei besar yang dilakukan oleh Tropenbos Indonesia di tahun 2010 dan Flora & Fauna International di tahun 2015 di area konsesi RER.

Daftar ini juga memasukkan catatan insidental terkait burung yang ada di Semenanjung Kampar mulai dari tahun 2007, saat ketika ahli restorasi ekologi RER Muhammad Iqbal secara pribadi mengamati burung Rangkong Gading yang merupakan satwa Kritis (CR).

Menyadari kurangnya akan pengetahuan dan kajian terperinci yang dilakukan di Semenanjung Kampar, Staf Konservasi RER Prayitno Goenarto mengatakan bahwa dengan membagikan pengetahuan dan informasi yang dimiliki RER dengan komunitas ilmuwan serta masyarakat luas diharapkan akan dapat menunjukkan pentingnya program RER sekaligus pentingnya melestarikan hutan yang ada.

 

Mengapa ada kenaikan jumlah spesies yang tercatat?

Prayitno mengatakan bahwa tidak ada faktor identifikasi tunggal yang membuat Semenanjung Kampar menjadi lingkungan yang amat kondusif bagi kehidupan burung di tahun-tahun belakangan ini, dan disebutkan bahwa “lebih karena gabungan antara berbagai faktor dan interaksi yang bersifat kompleks”.

Malay Crestless Fireback.

SEMPIDAN MERAH MELAYU.

“Adanya hutan besar yang bersebelah-sebelahan membantu menyediakan lingkungan yang sehat bagi spesies burung yang sensitif – jenis hutan besar ini membantu melindungi spesies tertentu dari gangguan dan dampak negatif akibat ‘efek tepia’ seperti misalnya gangguan manusia dan suara.

“Hutan-hutan di Semenanjung Kampar tidaklah seragam; pepohonan dekat kubah gambut berukuran lebih kecil dan dengan kepadatan yang lebih jarang, pepohonan di area lain berukuran besar dan membentuk kanopi yang rapat, sedangkan area riparian (tepi sungai) punya flora tersendiri yang unik,” ujarnya.

Secara keseluruhan, keragaman habitat ini dapat membantu menyokong kehidupan sejumlah besar spesies burung, meski penting untuk dicatat bahwa deforestasi dan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir di Semenanjung Kampar telah berkurang – terutama di area konsesi RER – berkat kebijakan pengelolaan hutan yang lebih baik yang melibatkan pemangku kepentingan dan kerja sama dengan warga masyarakat setempat.

Di antaranya ialah penjagaan hutan yang lebih baik melalui kehadiran jagawana, patroli dan pos jaga, serta prakarsa di tingkat masyarakat, seperti misalnya Program Desa Bebas Kebakaran APRIL pada masyarakat yang tinggal di area yang berbatasan dengan Semenanjung Kampar.

The Storm’s Stork have been classified as Endangered by the IUCN.

Burung Bangau Hutan Rawa Digolongkan Oleh IUCNSebagai Spesies Terancam (Endangered).

“Kanal-kanal ilegal yang dibangun sebelum RER dibentuk juga telah disumbat atau ditutup dengan bendungan, sebagai upaya memulihkan tata air di kawasan gambut serta menjaga tinggi muka air alami,” ujar Prayitno.

Menjaga tinggi muka air amat penting bagi ekosistem hutan gambut yang sehat dan berfungsi.

Selain itu, orang yang memasuki dan meninggalkan area hutan akan diperiksa dan dicatat di pos penjaga hutan guna memastikan mereka tidak membawa barang-barang ilegal ke dalam hutan, atau membawa spesies yang dilindungi ke luar hutan, Prayitno menambahkan.

“Saat ini makin banyak burung dan satwa yang hidup terkonsentrasi pada area-area hutan yang masih tersisa sebagai habitat mereka – termasuk hutan RER di Semenanjung Kampar.

“Hal ini mendorong populasi burung penetap yang mungkin telah kehilangan rumahnya untuk datang dan tinggal di Semenanjung Kampar, dan burung-burung migran juga mungkin terpaksa menggunakan hutan RER sebagai tempat singgah saat migrasi mereka, karena kurangnya habitat hutan di sekitarnya,” Prayitno menjelaskan.

Hal ini berarti sejumlah besar spesies terpaksa masuk ke wilayah yang sempit, dan kemungkinan mengakibatkan naiknya angka spesies yang tercatat, ia menambahkan.

Hookbilled Bulbul.

Setornis Criniger

Prayitno mengklarifikasi bahwa naiknya jumlah spesies burung yang tercatat “bukan berarti bahwa area RER telah pulih optimal dan mendadak menjadi surga burung, namun lebih banyak spesies tercatat juga karena makin besarnya upaya yang dilakukan serta makin luasnya area yang tercakup yang dimasukkan dalam survei”.

“Oleh karena itu, berdasarkan area yang lebih luas dan lebih besar yang dijadikan sampel dalam dua survei yang menjadi dasar laporan kami, menjadi masuk akal (bagi kami) bahwa spesies burung yang ditemukan atau didapati lebih banyak dibandingkan dengan laporan BirdLife,” ungkap Prayitno.

 

Langkah ke depan

Tim RER bermaksud menunjukkan betapa besarnya keragaman spesies burung di Semenanjung Kampar dengan terus mendeteksi lebih banyak lagi spesies dan menambahkan mereka dalam inventarisasi keanekaragaman hayati di kawasan ini.

Menurut Muhammad Iqbal, belum ada rencana untuk mempublikasikan versi terbaru dari daftar ini dalam waktu dekat.

“Kami akan menggunakan daftar periksa ini sebagai acuan bagi tim operasional kami. Kami juga akan terus-menerus pelatihan identifikasi burung kepada tim environment kami, dan mereka juga akan menggunakan daftar periksa ini,” ujarnya.

Akan tetapi, bila ada penampakan signifikan spesies burung baru di masa mendatang, versi elektronik dari daftar ini mungkin akan diperbarui secara daring (online), Prayitno menambahkan.

RER Special Report 2023