Februari 24, 2021

Hidupan Liar RER: Kecici Belalang

Mari berkenalan dengan burung kecici belalang atau pallas’s grasshopper warbler! Jangan bingung dengan namanya, burung ini dinamakan kecici belalang karena kicauannya kerap diidentikkan dengan suara belalang.

Pallas’s Grasshopper-warbler merupakan spesies yang baru tercatat dalam jenis burung di Semenanjung Kampar.

Spesies burung terbaru yang tercatat di Semenanjung Kampar, Kecici Belalang (Pallas’s Grasshopper-warbler). Sumber e-Bird

Spesies terbaru yang tercatat di Semenanjung Kampar, Kecici Belalang (Pallas’s Grasshopper-warbler). Sumber eBird.

Desember tahun 2020 adalah pertama kalinya tim Restorasi Ekosistem Riau (RER) mengamati keberadaan spesies ini, menjadikannya spesies burung ke-308 yang tercatat berada di kawasan Semenanjung Kampar.

Terdeteksinya spesies ini setelah lima tahun survei keanekaragaman hayati merupakan temuan yang signifikan bagi tim RER.

Sebelumnya, keberadaan satwa ini belum pernah tercatat di daerah Semenanjung Kampar.

Habitat Kecici Belalang

Burung kicauan yang memiliki nama latin Locustella certhiola ini merupakan spesies burung dari keluarga Sylviidae.

Kecici belalang bukanlah spesies endemis atau spesies penetap di Indonesia.

Habitat asli kecici belalang melingkupi daerah Eropa Timur, termasuk Siberia. Pada musim dingin, kecici belalang akan bermigrasi ke daerah sekitar India, Tiongkok, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Ketika bermigrasi ke Indonesia, burung ini akan mengunjungi daerah Sulawesi dan Sunda Besar yang melingkupi Sumatra, Jawa, serta Kalimantan.

Ketika bermigrasi di Indonesia, ia kerap memilih berdiam di persawahan dan di dalam hutan lebat.

Kecici belalang merupakan satu dari empat spesies burung kecici yang kerap berkunjung ke Indonesia. Spesies kecici lain yang juga dijumpai pada musim migrasi adalah kecici lurik (Locustella lanceolata), kecici siberia (Locustella ochotensis), kecici abu-abu (Locustella fasciolata).

Karakteristik Kecici Belalang

Kecici belalang memiliki ukuran tubuh yang terbilang sedang, panjang tubuhnya sekitar 15 cm dan sekilas terlihat seperti burung gereja.

Bulu pada bagian sayap dan punggungnya didominasi warna cokelat tua dengan beberapa garis hitam.

Sementara, bagian bawah tampak lebih cerah dengan kombinasi warna putih kekuningan di sekitar dada dan bagian sisi tubuhnya.

Sedangkan bagian ekornya didominasi kombinasi warna yang mirip dengan bagian sayapnya, warna cokelat kemerahan, garis hitam, dan ujung ekor berwarna putih.
Paruh bagian atasnya berwarna cokelat, sementara pada bagian bawah berwarna kekuningan sedang kakinya berwarna agak merah jambu.

Kicauan dan Perilaku Kecici Belalang

Kecici belalang memiliki dua jenis ocehan, nada kicauan merdu dan yang agak melengking.

Ia akan cenderung mengeluarkan bunyi berderak cepat dan bunyi ‘tik’ yang tajam, kerap disebut suara tembakan.

Tak jarang, kicauannya membuat para pengamat burung terkecoh dan menganggap itu suara belalang.

Ditambah lagi, kebiasaan burung ini bersembunyi di antara semak-semak atau rumput-rumput tinggi membuatnya sulit terlihat.

Ketika merasa terganggu, kecici belalang akan terbang ke dalam hutan atau daerah dengan vegetasi lebat.

Ia juga kerap berada dekat dengan air di rawa atau padang rumput yang basah di mana kecici belalang kerap berkembang biak.

Sebenarnya kicauan kecici tak sepenuhnya menyerupai belalang. Burung kecici berkicau dengan nada putus-putus, tidak seperti suara getaran kaki belalang yang cenderung berbunyi panjang.

Kecici belalang termasuk burung pemakan serangga seperti laba-laba, laron, kupu-kupu, ulat, dan termasuk juga belalang.

Ia juga akan meranggas sebelum dan sesudah bertelur. Meranggas atau molting merupakan proses dimana bulu yang sudah usang akan rontok dan berganti dengan bulu-bulu baru.

Menurut kategori IUCN Red List of Threatened Spesies, status konservasi kecici belalang termasuk tidak mengkhawatirkan atau least concern (LC).

RER Special Report 2023