September 17, 2013

Dewan Penasihat RER Mengesahkan Rencana Kerja Restorasi

Dewan Penasihat Restorasi Ekosistem Riau (RER) telah mengesahkan rencana kerja untuk merestorasi hutan gambut seluas 20.265 hektar di Sumatra. Rencana kerja ini akan menjadi peta jalan untuk merehabilitasi lahan yang terdegradasi di bagian tenggara dari jantung Semenanjung Kampar di Provinsi Riau, Indonesia. Kementerian Kehutanan RI memberikan ijin untuk jangka waktu 60 tahun untuk program restorasi ekosistem pada bulan Mei lalu.

“Kami gembira bahwa program ini memiliki fokus yang semakin jelas,” ujar Bey Soo Khiang, anggota Dewan Penasihat sekaligus pimpinan perusahaan pulp dan kertas APRIL, yang merupakan pendiri sekaligus sponsor Restorasi Ekosistem Riau (RER). “Ke depannya, kami memperkirakan adanya kemajuan yang kontinu terhadap pencapaian tujuan kami untuk menyelamatkan dan memulihkan kembali lahan tersebut sekaligus melindunginya demi generasi mendatang.”

RER merupakan kolaborasi antara sektor publik dan swasta yang pertama kalinya diterapkan untuk memulihkan hutan yang terdegradasi di Indonesia. Mitra kerja APRIL dalam program ini meliputi lembaga nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan Fauna & Flora International (FFI), lembaga pengembangan masyarakat Indonesia Bidara, serta Daemeter sebagai konsultan teknis.

Ada empat komponen utama terkait upaya yang dilakukan RER:

Dewan Penasihat RER mendukung diadopsinya standar Masyarakat, Iklim, dan Keanekaragaman Hayati (CCB/Community, Climate and Biodiversity) yang telah diakui di tingkat internasional untuk mengukur keberhasilan program-program keanekaragaman hayati dan pelibatan masyarakat.

Berbagai upaya mulai dilakukan di hutan RER dalam waktu dua bulan, termasuk melakukan konsultasi mendalam dan penelitian sosio-ekonomi masyarakat yang ada di sekitar area konsesi RER. Kamera jebak juga sudah ditempatkan untuk menangkap gambar pergerakan satwa liar di area konsesi.

Belasan pengunjung, termasuk dari pihak manajemen RER dan anggota Dewan Penasihat, mendatangi lokasi restorasi pada tanggal 13 September.


Tentang RER:
Restorasi Ekosistem Riau (RER) merupakan suatu program nirlaba yang berkomitmen melakukan restorasi ekosistem secara komprehensif pada area hutan gambut yang memiliki nilai ekologi penting di Semenanjung Kampar, Indonesia, guna memenuhi tujuan lingkungan, ekonomi, dan sosial dengan cara-cara yang memperhatikan aspek keberlanjutan.

Tentang Fauna & Flora International (FFI):
FFI mengupayakan perlindungan bagi ekosistem dan spesies yang terancam di dunia melalui solusi yang berkesinambungan, yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan dengan memperhatikan kebutuhan manusia. Dengan kegiatan operasional di lebih dari 40 negara – terutama di negara-negara berkembang – FFI menyelamatkan berbagai spesies dari kepunahan dan menyelamatkan habitat dari kerusakan, dengan tetap mengupayakan peningkatan penghidupan bagi masyarakat setempat. Didirikan di tahun 1903, FFI merupakan lembaga konservasi internasional tertua di dunia sekaligus lembaga amal terdaftar.

Tentang Bidara:
Bidara merupakan lembaga non-politis dan non-pemerintah yang berfokus pada penguatan modal sosial, prakarsa, dan kemandirian masyarakat pedesaan di Indonesia.

Tentang Daemeter:
Daemeter merupakan lembaga konsultan independen yang mendorong pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan di Indonesia.

Tentang APRIL:
Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) merupakan produsen terkemuka di bidang serat, pulp, dan kertas, dengan operasi manufaktur di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, Indonesia. APRIL merupakan perintis dalam pelaksanaan praktik-praktik yang memperhatikan aspek keberlanjutan dalam industri pulp dan kertas di Indonesia, memiliki pengalaman dan pengetahuan luas setelah lebih dari satu dekade menjalankan prakarsa dan penanaman sumber daya (investasi) dalam melestarikan hutan gambut tropis yang memiliki nilai konservasi tinggi.

 

RER 2023 Progress Report