Mei 08, 2025

Peluang dan Tantangan: Pembiayaan dan Sumber Daya untuk Pengelolaan Lahan Gambut yang Berkelanjutan

Operasional di Restorasi Ekosistem Riau (RER), menjelaskan dalam dialog kebijakan yang diselenggarakan oleh Sekretariat ASEAN, bekerja sama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR). Dialog ini bertujuan untuk membahas peluang dan tantangan dalam pembiayaan serta penyediaan sumber daya untuk pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

Dialog kebijakan ini mengusung tema “Menuju Asia Tenggara Bebas Kabut Asap: Menggerakkan Sumber Daya untuk Pengelolaan Lahan yang Berkelanjutan”. Dalam acara ini, peserta membahas berbagai isu terkait penyediaan sumber daya untuk pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan. Brad Sanders berbagi pengalaman dan pandangannya sebagai salah satu pembicara dalam dialog tersebut.

Restorasi Lanskap Jangka Panjang dalam Skala Besar

“Pengalaman kami dengan Restorasi Ekosistem Riau (RER) menunjukkan bahwa restorasi lanskap dalam jangka panjang dan skala besar dapat terintegrasi dengan model bisnis yang bertanggung jawab, yang memberikan manfaat bagi iklim, alam, dan masyarakat,” kata Sanders dalam penjelasannya. “Kami percaya RER adalah contoh yang baik tentang apa yang dapat dicapai dengan menggabungkan ilmu pengetahuan, praktik kehutanan yang baik, pengelolaan lahan yang tepat, dan sumber daya perusahaan yang memadai,” tambahnya.

Sanders juga membagikan perkembangan yang telah dicapai RER dalam sepuluh tahun terakhir, termasuk pengelolaan area hutan di pesisir timur Sumatra seluas sekitar 150.000 hektar—setara dengan ukuran kota London. Salah satu pencapaian terbesar RER adalah tidak terjadinya kebakaran hutan, berkurangnya perambahan lahan, dan semakin banyaknya spesies yang tercatat berkat pemantauan keanekaragaman hayati yang terus dilakukan.

Pencegahan Kebakaran Menuju Asia Tenggara Bebas Kabut Asap

Strategi pencegahan kebakaran sangat penting dalam konservasi lahan gambut. Dalam sesi dialognya, Sanders menjelaskan bahwa RER menggunakan pencitraan satelit dan patroli lapangan untuk memantau serta mencegah deforestasi dan kerusakan hutan. Selain itu, RER juga melakukan penilaian harian terhadap risiko kebakaran dengan memantau cuaca, seperti curah hujan, kelembapan, dan kondisi bahan bakar. Pendekatan ini telah terbukti efektif selama sepuluh tahun operasional RER di Riau.

“Keberhasilan pengelolaan kebakaran yang kami lakukan dapat dilihat dari tidak terjadinya kebakaran di konsesi RER sejak 2014,” kata Sanders. Ia juga menegaskan komitmennya untuk tetap waspada. “Untuk memastikan kami siap menghadapi ancaman kebakaran, RER menggunakan pendekatan dua arah: melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam pencegahan kebakaran dan memastikan respons cepat pada tahap sedini mungkin.”

Sorotan Diskusi

Berikut ini adalah beberapa poin utama dari pembahasan Sanders dalam pertemuan dialog kebijakan di Jakarta pada bulan November lalu:

Pembicara lainnya dalam panel ini juga meliputi Serena Lew Siew Yan (Manajer Program Lahan Gambut di Global Environment Center), Swetha Peteru (CIFOR), dan Azalea Ayuningtyas (CEO Krealogi), serta dimoderatori oleh Gina Sara Melati dari SEA Today.

Tentang Restorasi Ekosistem Riau

Didirikan pada 2013, program RER adalah upaya inovatif dari APRIL untuk bertanggung jawab dalam memulihkan dan melestarikan hutan gambut yang terdegradasi di Provinsi Riau, Indonesia. Inisiatif ini menunjukkan perubahan besar dalam cara perusahaan mengelola lahan, yang tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga mengambil peran aktif dalam melindungi ekosistem.
Dengan menggabungkan penelitian ilmiah, praktik kehutanan terbaik, dan sumber daya teknis serta keuangan dari perusahaan, RER bertujuan untuk memulihkan keseimbangan ekologis dan memberikan manfaat yang nyata bagi iklim, alam, dan masyarakat setempat.

Laporan Kemajuan RER 2023