Mei 23, 2014

Langkah Besar bagi Hutan Indonesia: Penanaman 2 Juta Pohon Pertama

Restorasi hutan mulai menumbuhkan akarnya di Indonesia. Pelaku konservasi mulai melakukan penanaman 2 juta pohon, yang merupakan tahap kunci dalam proses pemulihan senilai $17 juta yang dilakukan di Pulau Sumatra.

“Kami gembira dengan apa yang telah kita mulai hari ini,” ungkap Dr. Tony Whitten, anggota Dewan Penasihat untuk Restorasi Ekosistem Riau (RER) sekaligus Direktur Regional Asia-Pasifik Fauna & Flora International (FFI), sebuah LSM internasional, yang berpengalaman selama 40 tahun melakukan penelitian konservasi di Sumatra. “Dan kami berkomitmen menjaga agar upaya ini terus berlangsung hingga selesai.”

RER merupakan kerja sama kemitraan antara pelaku usaha dan pemerhati lingkungan yang bergandeng tangan di tahun 2013 untuk membantu memulihkan Semenanjung Kampar yang terletak di Sumatra, tepatnya di Provinsi Riau. Program satu dasawarsa ini dirancang untuk merevitalisasi lahan seluas 20.265 hektar yang merupakan hutan gambut yang berada dalam kondisi buruk, yang terletak di seberang Singapura disisi Selat Malaka.

Menteri Kehutanan RI turut bergabung dengan pihak manajemen RER dalam upacara penanaman pohon pertama. Penduduk desa juga turut hadir dalam acara yang dilangsungkan jauh di dalam hutan.

Indonesia’s Minister of Forestry joined RER management in commemorating the first planting.

MENTERI KEHUTANAN RI TURUT BERGABUNG DENGAN PIHAK MANAJEMEN RER DALAM UPACARA PENANAMAN POHON PERTAMA.

Penanaman pohon merupakan indikasi langsung pertama RER dalam melakukan restorasi atas hutan yang rusak akibat pembalakan, perambahan, dan kebakaran hutan. Hampir sebanyak 1.500 pohon telah ditanam untuk menyambut peresmian ini. Lebih dari 2,1 juta pohon – yang merupakan spesies asli yang dikumpulkan dari benih yang ada di dalam kawasan hutan – akan ditanam dalam jangka waktu 10 tahun. Benih-benih tersebut akan terlebih dahulu disemai di kebun pembibitan lapangan RER oleh pegawai yang dipekerjakan dari warga setempat.

Ahli-ahli kehutanan mengatakan bahwa restorasi akan memperbaiki habitat satwa liar bagi spesies yang rentan di Semenanjung Kampar. Survei keanekaragaman hayati yang direncanakan akan dilangsungkan tahun ini diharapkan akan dapat mengungkap jenis dan jumlah hewan yang berada di kawasan RER. Kamera tersembunyi juga telah berhasil merekam video beberapa penghuni hutan.

Program RER diluncurkan satu tahun yang lalu berdasarkan izin restorasi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan untuk meremajakan bentang alam, menjamin keberlanjutan hidup penduduk sekitar hutan, dan membentuk model yang dapat direplikasi yang dapat menjaga lebih banyak area di Semenanjung Kampar. Selain penanaman spesies asli, berikut ini ialah hal-hal yang telah dilakukan selama tahun pertama restorasi:

APRIL, penghasil pulp dan kertas terbesar kedua di Asia, merupakan penyokong RER. FFI memberikan dukungan pengelolaan restorasi, khususnya dalam hal adopsi Standar Iklim, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati (CCB/Climate, Community & Biodiversity). Bidara, konsultan pengembangan masyarakat dari Indonesia, memberi masukan terkait isu sosial.


Tentang RER:
Restorasi Ekosistem Riau (RER) merupakan program nirlaba, yang berkomitmen melakukan restorasi ekosistem secara komprehensif pada kawasan hutan gambut yang memiliki nilai penting ekologis yang terletak di Semenanjung Kampar di Indonesia, guna mencapai tujuan lingkungan, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan.

 

RER 2023 Progress Report