Agustus 28, 2025

5 Sorotan Utama dari Laporan Perkembangan RER 2024

Setiap tahun, Restorasi Ekosistem Riau (RER) menerbitkan Progress Report untuk membagikan pencapaian, temuan riset, serta inisiatif komunitas dari kawasan hutan rawa gambut tropis seluas 150.000 hektare di Sumatra. Edisi 2024 ini menyoroti penemuan keanekaragaman hayati baru, metode restorasi inovatif, serta penguatan kemitraan dengan masyarakat lokal.

Laporan perkembangan tahun ini sangat istimewa. Laporan ini merefleksikan lebih dari satu dekade kemajuan dan dampak di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, menunjukkan bagaimana model produksi–perlindungan RER memberikan hasil jangka panjang bagi alam, iklim, dan manusia.

Artikel ini menyajikan lima sorotan utama dari laporan tersebut.

1. Survei Kamera Trap Komprehensif Pertama di Pulau Padang

Pada 2024, RER menyelesaikan survei kamera trap sistematis pertama di Pulau Padang, sebuah ekosistem terpencil yang sebagian besar belum banyak diteliti. Sebanyak 58 kamera dipasang di area seluas 20.599 hektare dan berhasil merekam 17 spesies mamalia, 2 spesies burung, dan 1 reptil. Di antaranya terdapat Trenggiling sunda (Manis javanica) yang berstatus Critically Endangered dan lutung belang Sumatra Timur (Presbytis percura).

Survei juga mencatat 14 kejadian keberadaan manusia, yang menunjukkan adanya risiko perburuan. Temuan ini akan membantu menyusun strategi perlindungan di masa depan. Data dasar dari survei ini akan dipublikasikan pada 2025 sebagai bagian dari seri ilmiah RER.

Pekerjaan ini menegaskan pentingnya pemantauan jangka panjang. Studi dasar di Pulau Padang memungkinkan tim konservasi melacak perubahan populasi satwa liar dari waktu ke waktu, dan untuk memastikan agar keputusan pengelolaan didasarkan pada data lapangan terbaru.

2. Mengkaji Konservasi Mamalia di Kawasan Sumatra yang Dimodifikasi Manusia

Sebuah studi doktoral penting oleh Dr Irene Margareth Romaria Pinondang dari University of Kent meneliti status mamalia berukuran sedang hingga besar di lanskap rawa gambut Sumatra. Dengan menggunakan lebih dari 200 kamera trap di perkebunan, zona riparian, dan hutan inti gambut, penelitian ini menemukan bahwa keragaman mamalia tetap tinggi di lanskap produksi jika area inti hutan dan sisa hutan linear dipertahankan.

Dr Pinondang menyimpulkan:

“Dalam konteks penelitian kami, konfigurasi lanskap yang diterapkan oleh entitas swasta yang berperan dominan—dengan menjaga integritas hutan inti dan mempertahankan sisa hutan linear—menunjukkan bagaimana strategi spesifik lokasi dapat menyediakan area penting untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.”

Bahkan harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang berstatus Critically Endangered tercatat lebih sering di perkebunan dibanding hutan inti, kemungkinan karena ketersediaan mangsa seperti babi hutan dan rusa yang lebih melimpah di area terbuka. Selama tujuh tahun pemantauan, kelompok mamalia menunjukkan kecenderungan peningkatan, mencerminkan dampak positif upaya restorasi RER.

Penelitian ini menegaskan bahwa konsesi restorasi ekosistem (Ecosystem Restoration Concessions/ ERC) seperti RER dapat berfungsi sebagai OECM (Other Effective Area-Based Conservation Measures), berkontribusi pada perlindungan keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi formal.

3. Rampungnya Survei Odonata Pertama di Semenanjung Kampar

Untuk pertama kalinya, RER menyelesaikan survei mengenai Odonata yang telah dijalankan sekian tahun, untuk meneliti capung dan capung jarum di Semenanjung Kampar. Dipimpin oleh Dr Rory A. Dow, seorang Spesialis Odonata dari IUCN, survei ini mendokumentasikan 100 spesies dari 12 famili, termasuk lima spesies yang sebelumnya belum pernah tercatat di Indonesia dan satu spesies baru bagi ilmu pengetahuan.

Penemuan ini meningkatkan jumlah spesies yang diketahui di Provinsi Riau dari 88 menjadi 127. Hampir setengah dari spesies yang tercatat bergantung untuk hidup di dalam hutan, memperkuat nilai ekologis habitat rawa gambut.

Karena siklus hidupnya sangat bergantung pada lingkungan perairan yang bersih, capung dan capung jarum merupakan indikator penting kesehatan ekosistem air tawar. Dengan mendokumentasikan keragamannya, RER telah membangun inventaris dasar yang akan memandu penelitian dan konservasi di masa depan.

4. Inovasi dalam Konstruksi Bendungan untuk Restorasi Gambut

Restorasi gambut sangat bergantung pada upaya pembasahan kembali area yang terdegradasi guna mencegah kebakaran, emisi karbon, dan penurunan tanah. Sejak 2016, RER telah membangun 80 bendungan di sepanjang 129 km kanal di Semenanjung Kampar, yang berhasil membasahi kembali 94% hutan gambut yang sebelumnya kering.

Pada 2024, RER menyoroti pendekatan rekayasa baru dalam pembangunan bendungan, termasuk penggunaan bendungan dari bahan felt dan bendungan dari karung pasir yang disesuaikan dengan kondisi hidrologi lokal. Inovasi ini membuat struktur lebih tahan terhadap pergeseran tanah dan banjir musiman.

Dengan menutup kanal dan menaikkan muka air tanah, RER tidak hanya mencegah risiko kebakaran, tetapi juga mengurangi emisi karbon dari oksidasi gambut, membantu Indonesia mencapai target iklimnya. Menurut laporan, upaya ini secara langsung mendukung tujuan RER untuk melindungi 6,5 juta ton CO₂ ekuivalen per tahun.

5. Mempererat Kolaborasi dengan Komunitas di Desa Segamai dan Serapung

Keberhasilan konservasi RER erat kaitannya dengan kemitraannya bersama masyarakat lokal. Pada 2024, terdapat dua inisiatif yang menonjol:

Seperti yang disampaikan oleh Bey Soo Khiang, Chairman APRIL Group sekaligus anggota Dewan Penasihat RER:

“Kerja sama kami dengan masyarakat di luar area RER merupakan prioritas kami lainnya. Salah satu keberhasilan besar yang kami lakukan pada 2024 adalah dalam pencegahan penebangan liar, yang sebelumnya menjadi ancaman utama.”

Upaya ini menunjukkan bahwa konservasi dan kesejahteraan masyarakat saling bergantung. Dengan membangun kepercayaan dan menyediakan alternative mata pencaharian, RER membantu memastikan hutan terlindungi untuk jangka panjang.

Unduh Laporan Lengkap

Lima sorotan ini hanya gambaran kecil dari kemajuan RER pada 2024. Laporan lengkap mencakup pemantauan iklim, restorasi hutan, hidrologi, keterlibatan generasi muda, dan banyak lagi.

Untuk mengeksplorasi seluruh temuan secara detail, unduh Laporan Perkembangan RER 2024.

Laporan Kemajuan RER 2024