Desember 06, 2016

RER Memberikan 50 Kambing untuk Dusun Sangar

Restorasi Ekosistem Riau (RER) dan mitra kerja BIDARA (Bina Sumberdaya Masyarakat) memberikan 50 kambing kepada 40 keluarga yang tinggal di Dusun Sangar di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada hari Kamis, 3 November 2016.

Kambing diberikan sebagai insentif masyarakat yang menghasilkan pupuk organik untuk pengembangan lahan pertanian tanpa bakar. Kemampuan memproduksi sendiri pupuk alami dan organik lebih efisien dibandingkan bila harus membayar dan mengangkut pupuk kimia ke dusun Sangar yang letaknya jauh di tengah lahan gambut di Semenanjung Kampar.

RER and their partner BIDARA have provided 50 goats to 40 resident families of Sangar sub-village in Pulau Muda Village.

RER DAN MITRA KERJA MEREKA, BIDARA, MEMBERIKAN 50 KAMBING KEPADA 40 KELUARGA YANG TINGGAL DI DUSUN SANGAR DI DESA PULAU MUDA.

Hasanuddin, ketua Karang Taruna, mengapresiasi bantuan dari RER dan BIDARA kepada penduduk desa. “Saya berterima kasih atas bantuan berupa kambing ini. Bantuan ini akan membantu mereka meningkatkan praktik bertani dan pendapatan mereka”, ujarnya setelah acara serah-terima.

Estate Manager RER, Muhammad Iqbal mencatat bahwa kerja sama dengan BIDARA penting bagi keberhasilan program ini, karena petugas pemberdayaan masyarakat mereka, Pak Syaerozi, telah bekerja sama erat dengan keluarga yang hidup di dusun Sangar selama lebih dari setahun, telah berhasil membangun rasa saling percaya dan saling paham dengan warga dalam mengetahui kebutuhan petani di sana. Untuk program ini, tiap keluarga diberi kambing betina, dan tiap empat keluarga akan membentuk kelompok untuk bersama-sama membangun kandang untuk pembuahan dengan satu kambing jantan. Begitu kambing betina melahirkan, anak-anak kambingnya akan dibagikan ke keluarga-keluarga lain di dusun tersebut.

“Saya harap kambing-kambing ini dapat berkembang biak dan dapat membawa kesejahteraan bagi warga, meningkatkan kondisi perekonomian penduduk di dusun Sangar, serta mengurangi kegiatan negatif yang mengganggu hutan”, ujar Pak Iqbal.

Kambing-kambing tersebut merupakan kelanjutan dari program RER/BIDARA untuk mendorong praktik pertanian tanpa bakar di lahan gambut yang menjadi lokasi dusun Sangar dan terletak dekat dengan hutan alam RER. Di awal tahun 2016, RER/BIDARA mendorong petani Sangar untuk menggunakan mesin tangan untuk bercocok tanam dan menanam cabai merah dengan pupuk kandang olahan kotoran ayam yang disediakan oleh RER/BIDARA. Program tersebut berhasil, dan petani kini telah mandiri mengembangkan praktik bertanam cabai “tanpa-bakar”.

Dahulu, petani Sangar melakukan “tebang-bakar” di lahan gambut sebelum mereka mulai menanam jagung. Praktik bakar lahan berbahaya karena adanya potensi api menyebar ke hutan alam yang letaknya bersebelahan, serta menghasilkan kabut asap yang berdampak buruk pada kesehatan warga Sangar, khususnya anak-anak, lansia, dan masyarakat yang tinggal di daerah yang sejalan dengan arah angin. Warga meyakini bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan tanaman pertanian yang produktif ialah dengan memanfaatkan abu hasil pembakaran, yang kaya unsur hara. Dengan menyediakan alat mesin tangan, sosialisasi peningkatan pemahaman bahaya tebang-bakar, dan pemberian insentif kambing, RER dan BIDARA kini telah memberi alternatif selain pembakaran lahan yang bisa memberikan hasil yang sama atau bahkan lebih baik.

Sehubungan dengan pengembangan program pemberian kambing ini, petugas pemberdayaan masyarakat BIDARA, Pak Syaerozi mengatakan, “program ini akan terus dipantau oleh RER dan BIDARA melalui pertemuan berkala dengan warga dusun Sangar.”

RER Special Report 2023